Dinda,Sebuah Kisah Klasik Tak Pernah Terjawab Namun Istimewa

Dinda,Sebuah Kisah Klasik Tak Pernah Terjawab Namun Istimewa - Hallo Sobat PapAffan - Seputar Dunia Teknologi Internet Dan Social Media, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Dinda,Sebuah Kisah Klasik Tak Pernah Terjawab Namun Istimewa, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Catatan, Artikel Cerita, yang kami tulis ini dapat anda pahami.



Judul : Dinda,Sebuah Kisah Klasik Tak Pernah Terjawab Namun Istimewa
link : Dinda,Sebuah Kisah Klasik Tak Pernah Terjawab Namun Istimewa

Baca juga


Dinda,Sebuah Kisah Klasik Tak Pernah Terjawab Namun Istimewa

Linda Anggrea
Gambar Hanya Ilustrasi - Linda Anggrea, Pendiri Buttonscarves

Siang itu aku mencuri waktu istirahat makan siangku,melangkah ke arah samping Galleria Mall tempatku latihan kerja.Mencari tempat yang paling nyaman untuk duduk.

Sudah hampir tiga puluh menit aku aku disini seseorang yang aku tunggu tidak juga muncul.Jam istirahatku hampir habis namun aku tetap menunggu,"yah 10 menit lagi deh" gumamku.

Aku hampir menyerah,kalau memang hari ini tak bisa ku temui ya sudahlah masih ada lain hari.Tapi entah kenapa rasa ini begitu mengeras rasanya harus sekarang.

Tiba-tiba dari arah belakang mengejutkan lamunanku "Hai Priyo lagi ngapain disini" ucap seseorang.Aku kipikir dia dan aku menyambutnya "Hai Han udah pulang ya kok cuma berdua"."Maksud Kamu bertiga sama Dinda ya" jawabnya.Apa yang aku lakukan disini tak bisa dibohongi Hani dan Umi karena mereka paling tahu tentang ini.

Tak tahu kenapa diriku tiba-tiba berasa lemas,rasa kecewakah yang membuat menjadi seperti ini."Dinda sift Pagi nanti pulang paling setelah Ashar atau jam 4"ucap Hani yang semakin membuatku berat untuk bekata.

"Kalau ada titipan bisa aku sampaikan kok" ucap dia lagi."Nggak ada sesuatu yang akan aku titipkan Hani,aku hanya ingin bertemu dengannya dan akan aku sampaikan sendiri apa yang ingin aku katakan,makasih aku harus kembali jam kerjaku sudah mulai" aku berlalu meninggalkan mereka.Seperti inikah rasanya kecewa,seperti inikah rasanya sia-sia namun aku tak akan menyerah.

Setelah waktu Ashar ingin rasanya segera ku hentikan pekerjaan ini namun aku tak bisa berbuat apa-apa,selain karenaku hanya berstatus anak magang rasanya meninggalkan tanggung jawab adalah hal buruk.

"Woe nglamunin apa kamu",seorang intruktur kerja mengejutkanku."biasalah pak cah enom",timpal temanku."oalah le le masih sekolah kok yang yang-an..
Ya sudah kerja yang bener dan hati-hati jangan sampai kejadian yang sama terulang",ucap Pak Darmono sambil berlalu.

Senja berganti petang waktu istirahat sholat Mahgrib tiba,aku sengaja menyempatkan diri ke lantai 2 Galleria.Berharap Dinda ada disana jikapun ada aku tak berniat menemuinya melihat senyumnya bagiku sudah cukup.

Dengan seragam kerjaku aku tak peduli dengan pengunjung memperhatikanku.Waktuku tak banyak segera kulangkahkan kaki penuh harap.Seperti lebah melihat bunga terbang tak peduli penghalang.

Berhenti di depan sebuah stand toko buku namun aku tak melihatnya,apakah dia tak berangkat,harusnya hari ini dia sift malam.Terbiasa dengan kekecewaan namun aku tak perduli.Bagiku ini semakin menguatkanku untuk terus terbang menjadi Lebah liar yang selalu merindu sekuntum bunga.

Pagi menjelang siang Kota ini mulai terasa panas ditambah lagi kosanku berada didalam gang sempit di belakang Hotel Novotel,belum lagi satu ruangan kecil di tempati 5 orang.

Hari ini aku sift malam,tak tau kenapa aku merasa gelisah.Kopi pagi ini pun terasa tak mampu menghilangkan kegelisahanku.Tak seperti hari-hari sebelumnya sangat senang jika dapat jatah sift malam.

Pagi ini hanya di temani Danang yang masih tertidur pulas di samping sampah berserakan, maklum kebiasaan anak sekolahan yang masih belajar hidup."ah bosan sekali rasanya",gumamku.

Mencoba membangunkan Danang untuk ku ajak pergi ke kost teman sekalian bermaksud ingin bertemu seseorang yang tinggal betetangga.Aku harap dia tidak kerja pagi.

Berjalan sekitar 300 meter dari kostku,keluar masuk gang melintasi komplek kosan mahasiswa dan pekerja.Sesampainya di Sagan Kidul tempat di mana temanku yang lain tinggal tak melihat seseorang yang ku maksud."mungkin masih di dalam",pikirku.


Bersambung...